Angin Duduk Sakit Apa Sebenarnya


Angin Duduk Sakit Apa Sebenarnya

Angin Duduk, Sakit Apa Sebenarnya? – Di Indonesia, selain “masuk angin”, istilah “angin duduk” cukup dikenal dan sering disebut sebagai salah satu penyakit yang menimbulkan kematian mendadak. Sebenarnya apa penyakit “angin duduk” itu?

Istilah angin duduk merupakan suatu penyakit yang mengarah kepada penyakit jantung disebut juga dengan Sindroma Koroner Akut (SKA). SKA adalah salah satu manifestasi klinis dari Penyakit  Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian.
Angin Duduk Sakit Apa Sebenarnya
Angin Duduk Sakit Apa Sebenarnya

Angin duduk atau angina adalah suatu kondisi saat penderitanya mengalami nyeri dada akibat otot-otot jantung kurang mendapat pasokan darah. Terganggunya pasokan darah ini terjadi akibat adanya penyempitan atau pengerasan pada pembuluh darah. Serangan angin duduk bisa terjadi secara tiba-tiba.

Biasanya angina terjadi pada saat istirahat dan terus menerus, biasanya lebih dari 15 menit. Angina mengalami peningkatan dengan semakin lama waktu nyerinya atau lebih mudah tercetus. Masuk angin hebat ini adalah penyakit yang berbahaya, bahkan bisa menimbulkan kematian hanya dalam waktu 15 hingga 30 menit sejak serangan pertama.

Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit dalam FKUI, Prof. DR. Dr. Teguh Santoso, SpPD, menyarankan agar pasien segera mendapatkan pertolongan tidak lewat dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama. Sindrom serangan jantung koroner akut merupakan penemuan terbaru yang banyak disikapi masyarakat dengan tindakan yang salah. Misalnya, penderita dikerok, diberi minum air panas, atau diberi ramuan-ramuan untuk mengeluarkan angin. Padahal penderita bisa meninggal mendadak tanpa ada tanda-tanda sakit.
Gejalanya :
  • Sakit dada (nyeri dada), terutama disisi kiri atau tengah dada, yang kemungkinan bisa menyebar ke lengan kiri, punggung, rahang dan leher.
  • Sakit perut, termasuk kembung pada ulu hati atau bagian lain perut seperti masuk angina tau maag
  • Berkeringat dingin
  • Rasa sesak nafas atau rasa berat untuk bernafas
  • Tubuh terasa lelah
  • Pusing / mual dan muntah
Sumber masalah utamanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi).
Penyempitan pembuluh darah jantung ini diakibatkan oleh :
  1. Adanya timbunan lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol tinggi.
  2. Sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus).
  3. Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus menerus.
  4. Infeksi pada pembuluh darah. Penyempitan itu, mengakibatkan berkurangnya oksigen yang masuk kedalam jantung.
Ketidakseimbangan pasokan dengan kebutuhan oksigen pada tubuh mengakibatkan nyeri dada yang dalam istilah medisnya disebut angina. Namun kata Teguh, hendaknya dibedakan antara keluhan nyeri pada sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA) dengan serangan jantung koroner (SJK).
Pada SJK, angina terjadi akibat sumbatan total pembuluh darah jantung karena aktivitas fisik yang berlebihan. Sementara pada SSJKA angina terjadi akibat sumbatan tidak total yang dirasakan saat istirahat.

“Angin Duduk” Karena Serangan Jantung ( Sindrom Koroner Akut )
Serangan jantung yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah jantung bisa menunjukkan gejala / keluhan dan tanda-tanda seperti :
  • Nyeri dada, baik di bagian kiri dada ataupun di tengah-tengah dada
  • Nyeri dada bisa menjalar ke punggung kiri atas, atau ke arah rahang bawah, atau ke arah ketiak, atau ke arah bagian dalam lengan
  • Sesak nafas atau rasa berat untuk bernafas
  • Rasa pusing berputar ( vertigo )
  • Berkeringat dingin
  • Wajah menjadi pucat
  • Pitam atau terjatuh pingsan ( syncope )
  • Nyeri ulu hati atau sedikit di atas ulu hati
  • Perut kembung atau rasa menyesak
  • Mual dan muntah
  • Mendadak buang air besar dalam jumlah banyak sekaligus
gambar ilustrasi penjalaran nyeri saat serangan jantung
Sumbatan pembuluh darah jantung merupakan penyebab yang paling sering dan paling fatal dari kasus-kasus yang sering disebut ( oleh masyarakat awam kita ) sebagai “angin duduk”. Serangan jantung karena sumbatan pembuluh darah jantung ( dalam medis disebut Sindrom Koroner Akut ) sering menyebabkan kematian dalam hitungan menit atau belasan menit.

Tidak jarang penyakit ini terjadi pada penderita yang sebelumnya merasa sehat atau terlihat sehat-sehat saja tanpa ada keluhan apa-apa. Penderita sebelumnya mungkin hanya merasakan sedikit pusing, merasa “masuk angin”, merasa “tidak enak badan”, tapi tidak lama kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal. Sering juga hanya timbul gejala nyeri dada ( angina pectoris, dibaca : “anggina pektoris” ) saja, disusul kematian mendadak. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia sering menyebut “angin duduk” untuk penyakit ini.

“Angin Duduk” Karena Batu Empedu
Cairan empedu dihasilkan oleh hati / liver, berfungsi melarutkan semua jenis lemak yang kita konsumsi. Setelah diproduksi di dalam hati, cairan empedu disimpan di dalam kantong empedu. Saat makanan mengandung lemak mencapai usus dua belas jari (duodenum), kantong empedu memompa cairan empedu ke dalam usus dua belas jari untuk melarutkan lemak. Kelebihan konsumsi makanan berminyak / berlemak dengan sendirinya merangsang produksi cairan empedu yang berlebihan. Timbunan cairan empedu yang berlebihan di dalam kantong empedu inilah yang membentuk lumpur empedu dan selanjutnya membentuk batu empedu (cholelithiasis).

Jika batu empedu menyumbat saluran empedu ( yang menuju usus dua belas jari ), maka timbullah gejala atau keluhan yang membuat penderita merasa mengalami “angin duduk”. Keluhan sakit perut yang disebabkan oleh batu empedu dalam medis disebut “kolik bilier”.

Batu empedu ( yang tersangkut atau menyumbat saluran empedu ) dapat memberikan gejala atau keluhan dan tanda-tanda seperti :
  1. Nyeri hebat di ulu hati, atau nyeri di bagian kanan atas perut (tepat di bawah pertengahan lengkung iga terbawah).
  2. Berkeringat dingin dan banyak
  3. Wajah menjadi pucat
  4. Perut kembung atau rasa menyesak
  5. Mual dan muntah
“Angin Duduk” Karena Batu Ginjal Dan Saluran Kemih / Kencing
Batu saluran kemih (urolithiasis) bisa berada di dalam ginjal (disebut nefrolithiasis), bisa berada di dalam saluran antara ginjal dan kantong kemih (disebut ureterolithiasis), bisa juga berada di dalam kantong kemih (disebut vesicolithiasis).

Jika batu ginjal menyumbat/tersangkut di saluran keluar ginjal atau tersangkut di ureter ( saluran antara ginjal dan kantong kemih ), maka timbullah gejala atau keluhan yang membuat penderita merasa mengalami “angin duduk”. Keluhan sakit perut dan pinggang yang disebabkan oleh batu ginjal dalam medis disebut “kolik renal”, sedangkan yang disebabkan oleh batu di ureter disebut “kolik ureter”. Kolik renal dan kolik ureter yang hebat itulah yang membuat penderita merasa mengalami “angin duduk”.

Batu ginjal ataupun batu yang tersangkut di ureter bisa menunjukkan gejala atau keluhan dan tanda-tanda seperti :
  1. Sakit pinggang (kiri/kanan sesuai dengan posisi batu).
  2. Sakit perut, rasa tegang atau menyesak. Lokasi sakit perut sesuai dengan lokasi batunya.
  3. Pada laki-laki, sakit perut menjalar ke buah zakar jika batunya mendekati kantong kemih.
  4. Rasa ingin buang angin tapi susah buang angin.
  5. Rasa ingin buang air besar tapi susah buang air besar.
  6. Gangguan buang air kecil, seperti :
  • Tidak bisa kencing sama sekali
  • Rasa ingin buang air kecil tapi susah buang air kecil
  • Sebentar-sebentar kencing dalam jumlah sedikit
  • Kencing tersendat-sendat / menetes-netes
  • Kencing berwarna kemerahan atau kencing berdarah
“Angin Duduk” Karena Usus Buntu Yang Pecah Atau Hampir Pecah
Infeksi yang diikuti proses peradangan akut di usus buntu – dalam medis disebut appendicitis akut, tentu memberikan keluhan-keluhan perut bagi penderitanya.
Usus buntu akut ( appendicitis akut ) dapat menunjukkan gejala atau keluhan dan tanda-tanda seperti :
  1. Sakit ulu hati ( sering menjadi gejala awal dari usus buntu )
  2. Perut kembung
  3. Buang angin kurang
  4. Buang air besar kurang, atau sering tapi sedikit-sedikit
  5. Mual, muntah
  6. Sakit perut bagian kanan bawah, terutama jika berdiri tegak atau melengkungkan badan ke belakang ; berkurang jika membungkukkan badan atau jika duduk
Pada saat usus buntu hampir pecah atau sudah pecah, timbullah rasa nyeri hebat di semua bagian perut yang disertai rasa tegang perut atau rasa perut menyesak atau rasa perut mengeras. Bersamaan dengan itu timbul juga rasa ingin buang angin tapi susah, rasa ingin buang air besar tapi susah. Inilah yang membuat penderita merasa mengalami “angin duduk”.

Pencegahan angin duduk (angina)

Langkah pencegahan angin duduk hampir serupa dengan langkah pengobatan awal angin duduk tanpa menggunakan obat, yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat. Selain mencegah terjadinya serangan angin duduk pada orang-orang yang belum pernah mengalaminya, penerapan pola hidup sehat juga dapat mengurangi tingkat keparahan gejala angin duduk pada penderitanya. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah angin duduk, di antaranya:
  1. Berolahraga. Anda bisa melakukan olahraga ringan, seperti bersepeda santai, berjalan, atau berenang. Selain dapat menurunkan berat badan, olahraga juga dapat membuat peredaran darah menjadi lancar dan menurunkan tekanan darah, sehingga jantung dan pembuluh koroner tetap sehat.
  2. Mengonsumsi makanan yang sehat untuk jantung. Agar bisa tetap bekerja dengan baik, Anda butuh makanan penunjang. Makanan yang sehat untuk jantung harus kaya akan serat. Anda bisa mendapatkan kebutuhan serat melalui buah-buahan, sayur-sayuran, dan gandum. Selain serat, makanan yang mengandung lemak tidak jenuh juga sehat untuk jantung karena lemak tidak jenuh dapat membantu menurunkan penyumbatan pembuluh darah. Beberapa contoh makanan yang mengandung lemak tidak jenuh adalah ikan tuna, salmon, tahu, minyak zaitun, kacang almond, dan buah avokad.
  3. Hindari makanan yang berbahaya bagi jantung. Agar terhindar dari angin duduk, hindarilah makanan yang terlalu banyak mengandung garam. Takaran garam yang direkomendasikan untuk kesehatan adalah sekitar satu sendok teh per hari. Terlalu banyak mengonsumsi garam dapat memicu hipertensi. Selain garam, waspadai makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti jeroan, santan, keju, gorengan dan mentega. Lemak jenuh dapat mengendap di dalam arteri dan menghambat peredaran darah.
  4. Menjaga berat badan. Berat badan yang sehat penting untuk dipertahankan. Karena jika kita mengalami obesitas, jantung akan lebih sulit mengedarkan darah sehingga harus memompa lebih keras. Lama-kelamaan hal ini dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu angin duduk.
  5. Membatasi konsumsi minuman keras. Kandungan kalori di dalam alkohol sangat tinggi. Karena itu, mengonsumsi minuman keras secara berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan hipertensi yang pada akhirnya dapat memicu angin duduk.
  6. Berhenti merokok. Zat-zat yang terkandung di dalam rokok dapat menghambat arteri dan meningkatkan tekanan darah. Jika kondisi itu sampai terjadi, Anda bukan hanya berisiko terkena angin duduk, tapi juga berisiko terkena stroke dan serangan jantung.
Pastikan untuk menjalankan pola hidup sehat agar terhindar dan meminimalisir penyakit yang masuk ke tubuh kita. Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel