Perut Buncit Kenali Resiko Penyakitnya
Monday, August 13, 2018
Perut Buncit Kenali Resiko Penyakitnya
Banyak yang merasa stres ketika perutnya sudah tak enak dipandang alias buncit. Perut buncit, yang juga dikenal sebagai obesitas sentral (central obesity), merupakan akumulasi lemak di perut yang mengakibatkan peningkatan ukuran perut dan daerah di sekitar pinggang. Obesitas sentral telah lama terbukti memiliki kaitan dengan munculnya berbagai masalah kesehatan dan psikologis. Hal itu tidak mengherankan karena perut buncit bukan hanya kerap menjadi ledekan orang, namun juga memiliki resiko terhadap beberapa penyakit berbahaya seperti jantung, diabetes, kanker, dan lainnya.
![]() |
| Perut Buncit Kenali Resiko Penyakitnya |
Timbunan Lemak Penyebab Perut Buncit
Lemak dalam tubuh ada dua jenis yakni lemak subkutan dan lemak visceral. Lemak subkutan merupakan lapisan lemak yang tepat di bawah kulit. Selain itu, ada juga lemak visceral yang juga disebut dengan lemak intra abdominal yang tertimbun di bawah otot dan mengelilingi organ vital termasuk di dalam perut buncit. Lemak ini akan dimetabolisme di hati yang kemudian akan diubah menjadi kolesterol darah, sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan Anda.
Lemak tersebut kemudian akan dimetabolisme di hati dan akan diubah menjadi kolesterol darah sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan. Adapun yang menjadi penyebab menumpuknya lemak di perut meliputi: Kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi, Faktor genetik, Kurangnya berolaharaga dan aktivitas fisik, Mengonsumsi lemak jenuh secara berlebih, dan Stres.
Dan berikut merupakan beberapa penyakit yang di akibatkan oleh obesitas sentral:
- Kematian diniFakta ini harus menjadi perhatian bersama. Centers for Disease Control (CDC) menyebutkan bahwa sekitar 300.000 kematian per tahun di AS diperkirakan terjadi karena disebabkan oleh obesitas. Orang yang menderita obesitas memiliki resiko kematian dini 50 – 100% dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal.
- JantungOrang yang obesitas memang memiliki resiko sangat tinggi terhadap serangan jantung, kematian mendadak, gagal jantung, ataupun nyeri dada. Begitu pula kenyataan bahwa obesitas sangat erat kaitannya dengan kadar trigliserida, penurunan kolesterol baik, dan juga tekanan darah tinggi.
- Diabetes tipe 2Data menunjukkan bahwa lebih dari 80% penderita diabetes mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Adanya kenaikan berat badan sebanyak 5-10 kg dari berat badan sehat akan meningkatkan resiko terkena diabetes tipe 2 sebesar dua kali lipat dibandingkan orang yang normal.
- StrokeObesitas juga kerap dianggap sebagai faktor resiko sekunder penyakit stroke. Penyempitan pembuluh darah merupakan kondisi yang mengawali banyak kasus stroke. Penyempitan pembuluh darah tersebut dipicu oleh tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan kurang berolahraga dimana hal tersebut sangat erat kaitannya dengan obesitas.
- KankerObesitas juga dikaitkan dengan adanya peningkatan resiko beberapa jenis kanker seperti kanker usus besar, kanker empedu, kanker prostat, kanker ginjal, dan juga kanker payudara pasca-menopause. Dan jika Anda wanita yang mengalami kenaikan berat tubuh lebih dari 10 kg dari usia 18 tahun sampai paruh baya, Anda harus berhati-hati karena keadaan tersebut akan meningkatkan resiko kanker payudara pasca-menopause dua kali lipat dibandingkan wanita dengan berat badan stabil.
- Fatty Liver atau Perlemakan HatiPenyebab utama dari penyakit perlemakan hati non alkoholik adalah resistensi insulin, sebuah gangguan metabolisme di mana sel-sel menjadi tidak sensitif terhadap efek insulin. Salah satu faktor risiko yang paling umum untuk resistensi insulin adalah obesitas, terutama obesitas sentral. Studi menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara obesitas dan derajat kerusakan hati.
- Gangguan PernafasanObstructive sleep apnea (yaitu terganggunya pernafasan saat tidur) lebih umum terjadi pada orang gemuk. Obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya asma dan bronkitis berat, serta obesitas sindrom hipoventilasi dan insufisiensi pernapasan.
- ArthritisGangguan muskuloskeletal, termasuk osteoarthritis, jauh lebih umum terjadi di antara pasien obesitas, terutama pasien yang didiagnosis dengan obesitas kronis. Studi kesehatan menunjukkan bahwa obesitas adalah prediktor kuat untuk gejala osteoartritis, terutama di lutut. Risiko osteoartritis meningkat setiap kenaikan 1 kg berat badan.
- Dampak Sosial dan Psikologis ObesitasDampak emosional mungkin salah satu bagian yang paling menyakitkan dari menjadi orang obese. Masyarakat saat ini lebih menekankan penampilan fisik yang identik dengan kelangsingan, terutama bagi wanita. Ini akan membuat orang yang mengalami kelebihan berat badan merasa tidak menarik.
Bagaimana Anda dapat melakukan pencegahan?
Setelah mengetahui bahaya kesehatan akibat timbunan lemak visceral di perut buncit, tentu Anda ingin mencegahnya sebelum terlambat. Untuk itu, jika saat ini Anda masih memiliki perut buncit, serta Anda yang tidak bermasalah dengan perut buncit dan ingin mencegahnya, mulailah langkah-langkah berikut ini secara teratur:
- Lakukan olahraga kardio 30-45 menit 4-5 kali dalam seminggu.
- Pertimbangkan angkat beban. Aktif berlatih beban akan menambah massa otot Anda, di mana makin banyak otot berarti makin banyak lemak tubuh Anda yang terbakar, yang pada akhirnya mengurangi risiko lemak yang menumpuk di perut.
- Aturlah pola makan. Jangan terlalu berlebihan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak dan berkalori tinggi untuk mencegah adanya timbunan lemak baru. Memperbanyak makan sayuran dan buah lebih dianjurkan.
Lemak di perut memang sangat menganggu fisik maupun batin karena bukan hanya merusak penampilan Anda namun juga memicu banyak penyakit berbahaya.
Oleh sebab itu, untuk meminimalisir adanya penumpukan lemak di perut, Anda dianjurkan untuk melakukan pencegahan dengan tips-tips di atas. Berolahraga dan mengatur pola makan sehat harus menjadi prioritas Anda. Tubuh yang sehat merupakan kebanggaan dan kebahagian Anda yang sangat mahal harganya.
Nah, jika Anda menginginkan perut sixpack, Anda harus menyingkirkan terlebih dahulu lemak-lemak yang tertimbun dalam perut. Otot “sixpack” tidak akan terlihat selama lemak-lemak ini menutupi lapisan perut Anda. Selain itu, hindari obesitas sentral sejak dini dengan rajin berolahraga dan menerapkan pola makan yang lebih sehat untuk mendapatkan kualitas kesehatan yang optimal!
share yaa...
